Diriwayatkan dari Abi hurairah RA, Baginda Rasul saw bersabda yang artinya dunia ialah penjara bagi mukmin dan surga bagi orang kafir.[HR Muslim]
Kita sebagai mukmin merasa terpenjara di dunia alasannya ialah terhalang melaksanakan ini dan itu serta mesti menahan diri dari banyak sekali syahwat yang diharamkan.
Kita juga diperintah untuk melaksanakan ketaatan dan ketika mati, barulah kita terbebas dari beban tersebut untuk kemudian memperoleh apa yang telah Tuhan janjikan dengan kenikmatan yang kekal.
Adapun orang-orang kafir maka dunia yang mereka peroleh sedikit atau pun banyak, ketika mereka mati, maka akan menerima azab (siksa) yang kekal abadi.
Ada cerita menarik mengenai hadits ini yang terjadi pada al-Hafidz Ibnu Hajar al-'Asqalani (773 H/1372 M - 852 H/1449 M) sebutan untuk Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar yang dikenal dengan al-Asqalani dikarenakan kemasyhuran nenek moyangnya yang berasal dari Ashkelon, Palestina.
Pengarang kitab FATHUL BARI yang sekaligus seorang Qadli Qudlat; hakim besar Mesir ketika itu pergi ke daerah kerjanya dengan naik kereta kuda dalam sebuah arak-arakan ketika melintasi sebuah pasar ia dihadang oleh seorang yahudi penjual minyak dengan pakaiannya kotor ia menghentikan laju arak-arakan sang hakim lalu ia berkata :
Wahai Syaikhul Islam, NABI KALIAN BOHONG dengan perkataannya : “dunia ialah penjara bagi mukmin dan surga bagi orang kafir... KENYATAANNYA Hakim hidup enak sementara saya yg kafir ini hidup dalam keadaan miskin!!!
IBNU HAJAR MENJAWAB: “Aku dengan keadaanku yang penuh dengan kemewahan dan kenimatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan surga nanti seolah-olah saya berada dalam sebuah penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini dibandingkan dengan yang adzab neraka di alam abadi nanti seolah-olah kau berada dalam surga.”
Maka si yahudi itupun kemudian pribadi masuk islam dengan mengucapkan syahadat: “Asyhadu anla ilaha illallah. Wa asyhadu anna Muhammad rasulullah,” (Faidl al-Qadir 3/546)
Wallahu A’lam.
Mudah-mudahan kita diberi kepiawaian dan kefasihan oleh Tuhan sebagaimana diberikan kepada al-hafidz ibnu hajar dalam menjelaskan aliran islam ini sehingga nampaklah keindahan dan kebenaran aliran islam.
Semoga Bermanfaat